Bahasa Indonesia Kelas 8: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Kaidah Kebahasaan Drama

0
1129
Bahasa Indonesia Kelas 8: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Kaidah Kebahasaan Drama

BELAJAR-Kali ini saya akan berbagi materi tentang drama. Materi ini termasuk materi dalampelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP K13. Silahkan dibaca dengan seksama dan semoga mudah dipahami.

Pengertian (Definisi) Drama

Teks drama adalah suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan.

Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog.

Drama dapat dikembangkan dari karya sastra yang lain, seperti dari cerpen, fabel, novel, legenda, atau mite. Selain dikembangkan dari karya sastra, drama juga dapat dibuat sesuai dengan imajinasi pengarang.

Dalam arti singkat, drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

Istilah drama sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hal itu terbukti dengan istilah-istilah yang sudah biasa kita gunakan, yang pengertiannya hampir sama dengan pengertian drama.

Berikut istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat:

  • Sandiwara

Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang berarti “rahasia” dan warah yang berarti “pengajaran”. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

  • Lakon

Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

  • Tonil

Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda “roned”, yang artinya “pertunjukan”. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

  • Sendratari

Sendratari kepanjangan dan seni drama dan tail. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.

  • Tablo

Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

Ciri Umum (Karakteristik) Drama

Ciri umum drama adalah sebagai berikut:

  1. Berupa cerita.
  2. Berbentuk dialog.
  3. Bertujuan untuk dipentaskan.

Jenis Drama

Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8) jenis, diantaranya sebagai berikut:

  1. Tragedi

merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan

  1. Komedi

merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.

  1. Tragekomedi

merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.

  1. Opera

merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.

  1. Melodrama

merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.

  1. Farce

merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.

  1. Tablo

merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.

  1. Sendratari

merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.

Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi diantaranya:

  1. Drama Panggung

merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.

  1. Drama Radio

merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.

  1. Drama Televisi

merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.

  1. Drama Film

merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.

  1. Drama Wayang

merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.

  1. Drama Boneka

merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:

  1. Drama Tradisional

merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.

  1. Drama Modern

merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.

Unsur-unsur Drama

Seperti karya sastra yang lain, drama memiliki dua jenis unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik drama

Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembentuk drama dari dalam. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur intrinsik drama antara lain adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar/setting, dialog, bahasa, konflik dan amanat. Adapun komponen- komponen yang membangun suatu drama yang dikatakan sebagai unsur instrinsik ialah :

  1. Judul

Judul merupakan komponen utama yang harus ada dalam sebuah drama. Melalui judul, seseorang bisa kemudian bisa sedikit mengetahui bagaimana jalan cerita suatu drama yang ditampilkan. Judul juga dapat menarik minat penonton untuk menyaksikan drama yang ditampilkan.

Judul merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. Dalam karya seni, judul memiliki peranan penting yang dapat menunjukkan isi cerita secara singkat. Selain itu, dengan melihat judul, kita akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari suatu drama. Judul dapat menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut, alur cerita, dan sebagainya.

  1. Tema

Tema merupakan komponen kedua yang bertujuan untuk membangun sebuah drama. Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat. Tema ialah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama. Dapat dikatakan tema sebagai “akar” pada suatu drama. Berdasarkan tema, unsur intrinsik dalam drama dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa mengikuti tema yang telah ditentukan, seperti alur, pertokohan, latar, gaya bahasa, judul, dan lainnya.

  1. Alur atau Plot

Alur cerita merupakan komponen ketiga yang mendukung suatu drama. Memperhatikan alur tentunya membuat drama menjadi lebih menarik. Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa dari tahapan-tahapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita. Tahapan-tahapan dalam alur meliputi :

  • Tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan

tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya.

  • Pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.
  • Komplikasi ini merupakan tahap peningkatan konflik. Pada tahap ini, semakin banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita.
  • Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Tahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
  • Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini.
  • Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.
  1. Latar atau Setting

Latar merupakan unsur intrinsic drama yang tentunya dapat membangun suatu drama menjadi lebih menarik.  Latar terdiri dari latar tempat untuk menggambarkan lokasi drama, latar waktu untuk memberi info kapan terjadinya adegan dalam drama serta latar situasi untuk menjelaskan suasana dalam cerita di drama tersebut.

  1. Dialog

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah dialog. Pengertian dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Dialog bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh yang lain, bisa juga berupa dialog sendiri atau disebut sebagai monolog. Adanya dialog memberi penjelasan terkait jalannya cerita, biasanya juga disertai gaya atau mimik wajah.

  1. Konflik

Konflik juga termasuk unsur intrinsik drama. Arti konflik adalah pertentangan atau masalah yang terjadi pada suatu drama. Adanya konflik menjadi inti permasalahan yang ada dalam drama. Dalam sebuah drama bisa terjadi 1 konflik atau bahkan lebih.

Konflik sebuah drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalamn merasakan pertikaian yang terjadi antar tokoh. Konflik antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton semakin pensaran dengan kelanjutan cerita dan bagaimana endingnya.

  1. Bahasa

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah bahasa atau gaya bahasa. Bahasa merupakan kata-kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama. Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa komunikatif.

  1. Amanat

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

Unsur Ekstrinsik Drama

Selain mengetahui unsur intrinsik atau unsur dari luar, penting juga untuk mengenali unsur ekstrinsik drama. Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur-unsur pembentuk drama dari luar.

Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur ekstrinsik drama antara lain adalah :

  1. Latar belakang pengarang
  2. Nilai agama dan kepercayaan
  3. Kondisi politik negara
  4. Psikologis pengarang
  5. Situasi sosial budaya

Hal-hal di atas termasuk dalam unsur ekstrinsik drama. Hal-hal tersebut menjadi faktor luar yang mempengaruhi dibuatnya suatu drama. Misalnya latar belakang pengarang, tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan karya drama yang berbeda-beda pula antar satu pengarang dengan pengarang lain.

Nilai-nilai lain seperti nilai agama, politik, sosial dan budaya juga turut mempengaruhi drama. Hal ini melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang dibuat oleh pengarang. Kondisi psikologis pengarang juga turut menjadi unsur ekstrinsik drama yang cukup penting.

Struktur Teks Drama

Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut.

  1. Prolog

Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita (dalang) untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya.

  1. Dialog

Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan Persoalan hidupnya.

Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa rang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi.

  1. Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi.
  2. Komplikasi, berisi rentang konflik-konflik dan Pengembangannya: gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini pula dagat diketahui watak tokoh utama (yang menyangkut protagonis dan antagonisnya).
  3. Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnva.
  4. Epilog

Epilog adalah bagian terakhir dan sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.

Kaidah Kebahasaan Drama

Teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.

  1. Dialog dalam drama merupakan kalimat langsung. Oleh karena itu, dialog dalam drama diapit oleh tanda petik ganda (“…”).
  2. Menggunakan kata ganti orang pertama (misalnya saya, aku, kami), orang kedua (misalnya kamu, Anda), orang ketiga (misalnya dia, mereka). Selain itu, juga memungkinkan menggunakan kata sapaan (Kak, Dik) atau kata sapaan daerah (misalnya Cong, Bang).
  3. Terdapat penggunaan kata-kata tidak baku karena drama menggunakan percakapan sebari-hari, seperti kok, sih, nggak, ndak, oh, dan lain-lain.
  4. Menggunakan kalimat seru (contoh: Selamat pagi, Anak-anak!), suruhan (contoh: Cepat pergi!), atau pertanyaan (contoh: Kenapa kamu tidak makan, Ni?).
  5. Menggunakan kata hubung waktu (konjungsi temporal), seperti sekarang, nanti, besok, kemudian, kemarin, dan lain-lain.
  6. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti memerintah, menghadap, bermain, mencangkul, dan lain-lain.
  7. Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya ramah, baik, pemberani, gagah, mencekam, berisik, bersih, gelap, luas, dan lain-lain

Menulis Teks Drama

  1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada

Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kamu hanya mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog.

Oleh karena itu, tugas kamu dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuk dialog. Adapun dalam dialog itu, ada tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.

Naskah Drama dengan Orisinalitas Ide

Langkah-langkah penulisannya tidak jauh berbeda dengan ketika menulis cerpen, puisi, ataupun karya-karya fiksi lain.

  • Menentukan topik, yakni berupa suatu peristiwa yang menarik dan memiliki konflik yang kuat.
  • Menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya.
  • Membuat kerangka alur, yang menarik dan tidak mudah ditebak (penuh kejutan).
  • Mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.
  1. Pementasan Karya Sendiri

Langkah-langkah pementasan drama berikut :

  1. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan.
  2. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing- masing peran.
  3. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
  4. Mendalami peran yang akan dimainkan.
  5. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain.
  6. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
  7. Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari awal sampai akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi.
  8. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung sudah lengkap.

Contoh Teks Drama

Judul: Kepedulian Seorang Sahabat

Tema: Sosial & Persahabatan

Alur: Pendek

Pemeran: 4 orang

Penokohan:

Dina: Patuh pada perintah orangtua

Winda: Sosok sahabat yang baik

Astrid: Sosok sahabat yang peduli terhadap teman

Hesti: Adik Astrid

Sinopsis Drama

Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya kerumah tantenya. Ditengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel disekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai disebuah bengkel.

Dialog Drama

Dina: Win, besok pagi kan libur sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?

Winda: Besok? aku belum tahu ya.. emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante kamu?

Dina: Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.

Winda: Emangnya barang apa?

Dina: Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?

Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.

Winda: Ya sudah deh, besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah kamu atau kamu yang kerumahku?

Dina: Terserah kamu deh, jam 8 atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending kamu aja yang kerumah aku.

Winda: Ya sudah, besok jam 8.30 aku kerumah kamu, terus kita langsung kerumah tante kamu.

Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan moto yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban disekitar situ.

Dhussss… bunyi ban motor Dina

Dina: Aduh.. gimana nih, bannya bocor? kayaknya pecah nih ban!

Winda: Gimana ya.. nggak ada bengkel tambal ban  lagi disini.

Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingag ke bengkel tedekat kepada Dina.

Sopir mobil box: Kenapa non? bannya bocor ya?

Dina: Iya. bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?

Sopir mobil box: bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?

Dina: Kok mahal amat, bang? 50 ribu ya?

Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.

Sopir mobil box: Murah amat non.. ya sudah kalau nggak mau.

Setelah mendorong moto selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.

Astrid: Stop.. stop, hes…

Hesti: Kenapa kak? ada apa?

Astrid: Itu kayknya Winda deh.. Win… Win…

Winda: Eh itu Astrid..

Astrid: Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali.. kamu mau kemana nih?

Winda: Nih aku mau nganterin Dina kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh.. aku udah capek banget dorong motor dari tadi.

Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena disekitar itu memang cukup sepi.

Astrid: Aduh.. gimana ya.. ok, gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong moto kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.

Winda: Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini..

Astrid: Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu..

Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba diasalah satu bengkel tambal ban.

Pesan sosial dari drama diatas adalah tentang kepedulian seorang sahabat. Jika ada sahabat kita yang sedang dalam masalah atau kesulitan, maka kita harus menolongnya.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here